Cerita Budi
Pekerti
Kekuatan
Zhen-qing
Bagian 1
Yan Zhen-qing adalah seorang pejabat setia pada masa pemerintahan Kaisar
Tang Xuan-zong, dia merupakan anak cucu generasi kelima dari Yan Zhi-tui yang
menulis buku “Tata Krama Keluarga Yan”, yang populer dan digunakan sebagai buku
panduan keluarga hingga generasi-generasi berikutnya. Oleh karena ayahnya sudah
meninggal dunia waktu dia masih kecil, Yan Zhen-qing sangat berbakti pada
ibundanya. Dia sangat suka membaca buku, sejak kecil cita-cita yang dikejarnya
berbeda dengan manusia awam, sebuah tujuan yang mulia, sebuah sosok yang sangat
mencintai negara dan ksatria yang penuh kesetiaan, sehingga orang-orang
memberinya gelar sebagai “Lu Jun-gong”. Karya kaligrafinya memancarkan kekuatan
yang memperlihatkan semangat seorang jenderal, yang juga melambangkan kekuatan
kaligrafi yang dimiliki oleh Dinasti Tang.
Yan Zhen-qing pernah menjadi pejabat di tempat yang disebut Wuyuan, sebelumnya
di daerah tersebut banyak pejabat korup, sehingga banyak yang difitnah masuk
penjara, akibatnya wilayah tersebut dilanda kekeringan, sudah lama tidak turun
setetes pun air hujan. Ketika bertugas di sana, dia mulai membuka kembali
kasus-kasus akibat fitnahan, dan mengembalikan keadilan kepada yang orang-orang
yang tidak berdosa, akhirnya langit kembali menurunkan hujan menyuburkan lahan
yang gersang.
Kala itu merupakan akhir masa pemerintahan Kaisar Tang Xuanzong, di usia
lanjutnya kaisar amat memanjakan selirnya, Yang Gui-fei (719-756 M), sehingga banyak urusan negara yang jadi terabaikan. Kaisar malah percaya
pada laporan fitnah dari pejabat licik yakni An Lu-shan, menyerahkan kekuasaan
militer yang semakin besar kepadanya, sehingga pengaruh An Lu-shan semakin hari
semakin kuat, membangkitkan niatnya untuk melakukan pemberontakan.
Ketika Yan Zhen-qing menjabat sebagai gubernur di Pingyuan, dapat
melihat dengan jelas ambisi An Lu-shan, maka itu secara diam-diam dia
mengumpulkan prajurit dan membeli kuda, membangun benteng kota, menimbun bahan
makanan, untuk mencegah pemberontakan terjadi tiba-tiba. Ternyata dugaannya
benar, tidak berapa lama kemudian An Lu-shan mengadakan pemberontakan, membakar
Zhongyuan dan menguasai kota-kota strategis lainnya. Kini hanya tersisa satu
kota saja yang belum jatuh ke tangan musuh yakni Kota Pingyuan yang dikelilingi
oleh benteng yang kokoh, dibawah kepemimpinan Yan Zhen-qing, Kota Pingyuan
berhasil dipertahankan, kota ini dipandang sama pentingnya dengan ibukota kekaisaran.
Ketika kabar ini sampai di ibukota, selain Yan Zhen-qing dan abangnya,
kota-kota lainnya tidak ada yang mengadakan perlawanan, semuanya menyerah
begitu saja kepada musuh. Hati Kaisar Tang Xuan-zong merasa begitu pedih, dia
mengeluh : Ada 24 pimpinan daerah, bagaimana mungkin satupun tidak ada yang
setia? Setelah mengetahui tentang kesetiaan Yan Zhen-qing, kaisar merasa amat
berterimakasih, menyesali waktu lalu karena kehilangan akal sehat sehingga mempercayai
fitnahan dari Yang Guo-zhong dan memindahkan Yan Zhen-qing ke Pingyuan. Kaisar
berkata:”Beta sungguh tidak bisa menilai orang, tidak tahu bagaimana sifat Yan
Zhen-qing, tak terduga ternyata dia adalah ksatria sejati yang setia!
Kekaisaran Tang merupakan negara besar namun tak berdaya memadamkan pemberontakan An Lu-shan, kaisar terpaksa
harus meninggalkan ibukota. “Banyak berbuat kejahatan pasti akan membawa
kehancuran pada diri sendiri”. Meskipun pada akhirnya An Lu-shan berhasil
menduduki ibukota, mewujudkan impiannya jadi kaisar, namun tak lama kemudian
juga mati tragis di tangan putranya sendiri.
Kemudian Li Xi-lie mengadakan pemberontakan, Yan Zhen-qing oleh karena
telah menyinggung perasaan pejabat berkuasa, sehingga diutus untuk melakukan
sebuah tugas yang amat beresiko, yakni pergi menasehati Li Xi-lie agar menyerah
dan takluk. Semoga dia cepat sadar dan kembali ke jalan yang benar, menghindari
jatuhnya korban prajurit di kedua belah pihak. Saat itu Yan Zhen-qing telah
berusia lebih dari 70 tahun, dia tetap menerima tugas ini, seluruh pejabat
istana yang melihat hal ini jadi tercengang dan wajah mereka berubah jadi pucat
pasi, semuanya mengkhawatirkan dirinya.
Setibanya di markas pemberontak, terlebih dulu Yan Zhen-qing membacakan
surat titah dari kaisar, langsung mendapat reaksi dan makian dari para prajurit
bawahan Li Xi-lie, lalu mereka mulai menakuti dan mengancam Yan Zhen-qing,
namun Yan Zhen-qing yang pemberani sedikitpun tidak bergeming, sikapnya yang
tak gentar penuh wibawa, malah membuat Li Xi-lie merasa amat segan padanya.
Kemudian ada orang yang menasehati Li Xi-lie : “Yan Zhen-qing adalah guru
kekaisaran yang memiliki moralitas dan reputasi yang tinggi, tuanku ingin
menjadi seorang raja dan kini guru kekaisaran sudah ada di depan mata anda,
bukankah ini adalah takdir? Tuanku tak perlu memusingkan lagi siapa yang akan
menjadi perdana menteri kelak, selain Yan Zhen-qing siapa lagi yang paling
sesuai?”
Yan Zhen-qing yang mendengar pembicaraan ini menjadi amat tersinggung,
dengan suara keras dia memarahi mereka tidak tahu malu, lalu berkata : “Apakah
kalian mengenal abangku Yan Gao-qing? Apakah kalian tidak tahu bahwa kami
Keluarga Yan adalah sosok yang begitu setia? Anggota Keluarga Yan hanya tahu kesetiaan
penuh, meskipun harus mengorbankan jiwa raga juga harus menjunjung tinggi
kesetiaan, bagaimana mungkin saya boleh menerima intimidasi dari kalian!”
真卿勁節
(一)
顏真卿,字清臣,謚號文忠,是唐玄宗時代的一位忠臣,他是北齊顏之推的第五代子孫。顏之推所寫的《顏氏家訓》,成為後人教育子女、立身處世的著名箴規。
由於父親很早就過世了,顏真卿照顧母親格外孝順。他非常喜歡讀書,從小的志節與追求就不同凡俗,可謂深明大義、志節凜然,是一位非常愛國的忠貞之士,被人們尊稱為「魯郡公」。他的楷書遒勁有力、圓潤厚重,表現了凜然的大將軍的志節,更表現著大唐獨有的風骨和氣韻。
顏真卿曾經在五原作官,由於先前官吏不清廉,造成了許多冤獄,使得當地持續乾旱,很久都沒有下雨。他到任之後,就開始審理這些冤案,為許多無辜的人平反,終於感得上天降下了甘霖,這被當地人稱之為「御史雨」。
當時,正值開元盛世的末年,唐玄宗晚年寵愛楊貴妃,疏忽了國政。他聽信胡人安祿山的讒言,把許多兵權都交給了他,後來造成安祿山在邊疆的勢力日益壯大,並有了謀反的意圖。
顏真卿在平原縣當太守的時候,看出了安祿山有叛變的跡象,所以在暗地裡就招兵買馬、修築城牆、屯積糧食,以防止突然的變故。不出所料,早就蠢蠢欲動的安祿山開始起兵謀反,一把火燒遍了中原,河北各郡相繼淪陷。而只有城牆堅固的平原縣,在顏真卿率兵頑強的抵抗之下,守護地非常成功,河朔各郡都把平原縣看成像長城那樣地重要。
當兵書傳到河北的時候,除了顏真卿兄弟等人之外,居然沒有人起兵抵抗叛賊,唐玄宗感到十分痛心,他嘆息道:河北二十四個郡,難道連一個忠臣都沒有嗎?等到得知顏真卿的義行之後,玄宗非常地感慨,後悔當時因為一時失察,聽信了楊國忠的讒言,而將他貶官到平原。玄宗說:朕沒有眼力看清顏真卿是怎樣的人,想不到他是這樣一位忠心耿耿的義士!
安祿山之亂,唐朝一個泱泱大國卻無力抵抗,玄宗不得已之下逃離了京城。「多行不義必自斃」,安祿山最後雖然攻進京城,圓了他稱王的夢,可是不久還是慘死在他的兒子手下。
後來,節度使李希烈造反,顏真卿由於得罪了權臣,而被派去執行一項非常危險的任務——勸李希烈投降。希望能感化他早日回頭,避免軍事上的衝突。當時顏真卿已經七十多歲了,他毅然接受了這一任命,朝廷中所有的人都大驚失色,替他擔心不已。
到了叛軍那裡,顏真卿正準備宣讀詔書,就遭受到李希烈手下之人的謾罵與恐嚇。顏真卿氣宇軒昂,毫無懼色,那鎮定而又勇敢的氣度,反而讓李希烈對他敬畏不已。後來有人勸李希烈說:顏真卿是唐朝德高望重的太師,相公您想要自立為王,而太師他自己就來了,這難道不是天意嗎?宰相的人選,除了顏真卿,還有誰會比他更合適?
顏真卿聽到這番話之後,威怒不已,大聲喝斥他們不知廉恥,他說:你知道我的兄長顏杲卿嗎?難道你們不曉得,我們顏家都是如此地忠烈嗎?顏家的子弟只知道要守節,就是犧牲生命也決不變節,我怎麼可能接受你們的利誘!