Cerita Budi
Pekerti
Yu Shun Bercocok
Tanam
Bagian 2
Ada lagi suatu kali, Gu-sou menyuruh Shun untuk
menggali sumur. Ketika Shun berada di perdalaman sumur, Gu-sou dan Xiang
berniat mengubur Shun hidup-hidup, maka itu dari atas mereka mengerahkan
segenap kekuatan untuk menuang tanah ke dalam sumur, dengan demikian Shun
takkan bisa kembali lagi buat selamanya. Tak terduga dibawah pengaturan kedua
istrinya, sejak awal Shun telah menggali sebuah jalan keluar, lagi-lagi dia
berhasil lolos dari jebakan maut.
Saat itu Xiang yang mengira abangnya sudah mati
terkubur di dalam sumur, dengan bangganya di masuk ke dalam kamar Shun dan
menganggap seluruh harta benda Shun telah menjadi miliknya sekarang, namun
mendadak Shun masuk ke dalam kamar, Xiang panik dan berusaha menyembunyikan
permata dan sejumlah perhiasan lainnya, namun Shun juga tidak memperlihatkan
amarah, malah berlaku seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sejak itu dalam
berbakti pada ayahbunda dan menyayangi adiknya, Shun lebih meningkatkan mawas
diri.
Waktu lalu ketika dia bercocok tanam di Lishan,
penduduk di sana sering bertengkar karena berebutan lahan pertanian. Shun
memulai dari dirinya sendiri untuk mengalah dan memberi teladan kepada orang
lain, menghormati orang yang usianya lebih tua dan menyayangi yang lebih muda,
dengan menggunakan moralitas diri untuk mempengaruhi insan lain. Ternyata
benar, setahun kemudian, para petani dusun tersebut menjadi tergugah, takkan
saling bertengkar lagi demi memperebutkan lahan sawah.
Shun juga pernah ke sebuah tempat yang bernama
Leize untuk menangkap ikan, mereka yang muda dan bertubuh kuat, sering tidak
mau mengalah dan menguasai daerah yang banyak ikannya, sementara orang yang
lebih tua dan yang lebih lemah, tidak berdaya mendapatkan ikan. Shun yang
melihat keadaan ini, terlebih dulu memberikan teladan dengan tindakan nyata, memberikan
daerah yang airnya lebih dalam kepada nelayan yang lebih tua, sementara dirinya
menangkap ikan di perairan yang lebih dangkal. Karena berasal dari ketulusan
dan bukan dipaksa, sehingga membuat para nelayan muda merasa malu dan tergugah,
setahun kemudian semua orang sudah dapat saling mengalah pada orang yang
usianya lebih tua.
Shun pernah berkunjung ke tempat yang disebut
Taohe, kualitas tanah di daerah ini tidak bagus, barang tembikar yang
dihasilkan sangat kasar. Yang membuat orang tercengang adalah setelah Shun memegang
pemerintahan selama setahun di daerah ini, kualitas tanah jadi membaik,
sehingga barang tembikar yang dihasilkan juga menjadi lebih halus.
Semua orang beranggapan bahwa ini terjadi karena
kebajikan dan moralitas Shun. Kemudian dimanapun tempat dia berada, para
penduduk akan berbondong-bondong pindah ke daerah tersebut, setahun pertama
sudah menjadi sebuah dusun, tahun kedua menjadi kabupaten dan tahun ketiga
telah menjadi sebuah kota besar.
Setelah Kaisar Yao mengetahui kebajikan dan
moralitas Shun, maka semakin mengkaguminya. Maka itu berusaha dengan beragam
cara untuk menguji kemampuannya, Shun juga tanpa gentar menerima berbagai
rintangan yang datang mengujinya.
Suatu kali, Kaisar Yao menyuruh Shun masuk ke
perdalaman hutan, menguji kemampuan adaptasinya, meskipun bertemu dengan
terpaan badai dan hujan petir, Shun dengan mengandalkan kebijaksanaan dan
semangatnya, keluar dari hutan dalam kondisi selamat, keberaniannya telah
terbukti, sehingga Kaisar Yao mengakui kemampuannya untuk menduduki tahta
memerintah seluruh pelosok negeri.
Setelah Shun berhasil melewati berbagai ujian,
namun Kaisar Yao masih belum langsung menyerahkan tahta begitu saja kepadanya, tetapi
membiarkannya menjalani pemerintahan selama 20 tahun lamanya, menjadi pengawas
pemerintahan selama 8 tahun, setelah 28 tahun kemudian Kaisar Yao barulah resmi
menyerahkan tahta kekaisaran kepada Shun. Dapat dilihat bahwa kaisar jaman
dahulu kala terhadap calon penerusnya, mencurahkan segala jerih payah untuk mendidiknya,
sedikitpun tidak berani bertindak ceroboh. Andaikata tidak dapat menggunakan
kebajikan untuk menjalani pemerintahan, dengan moralitas mengatur negara, maka
kesejahteraan dan kemakmuran negeri akan sulit bertahan dalam jangka panjang.
Ketika Shun menduduki tahta, bukanlah merasa
sangat senang sekali, malah seringkali dia bersedih hati dan mengeluh :
“Meskipun saya telah berusaha hingga hari ini, namun ayahbunda juga tetap tidak
menyukaiku, walaupun saya telah menjadi kaisar, namun apalah gunanya?”
Siapa yang takkan tergugah oleh hati bakti Shun,
siapapun yang mendengar kisah ini tiada yang tidak meneteskan air mata!
Kemudian Tuhan juga tidak mengabaikan ketulusan hati setiap insani, akhirnya
hati bakti Shun berhasil menggugah ayahbunda dan adiknya, Xiang.
Shun dapat mewujudkan bakti sedemikian, kita
juga dapat mewujudkannya. Karena sifat murni setiap manusia adalah yang paling
bajik, kita semuanya memiliki hati pengasih dan penyayang. Andaikata kita dapat
meneladani Shun, benar-benar berbakti pada ayahbunda sebagai kewajiban dasar, maka
dipercaya pasti dapat mewujudkan keluarga yang bahagia. Selanjutnya memperluas
ajaran bakti di lingkungan sekitar kita agar setiap insan dan segala pertikaian
maupun pertentangan dapat mencair dari kebekuan selama ini. Bakti ini adalah
cinta kasih universal yang anti pertikaian dan pertentangan, sehingga masyarakat
dapat menikmati keharmonisan dan kesejahteraan.
Semoga
kita semuanya dapat memberikan teladan dalam bentuk tindakan nyata, saling
memberi motivasi, menjadi seorang putra dan putri berbakti.
虞舜耕田
(二)
又有一次,瞽叟命舜鑿井。舜鑿到井的深處,瞽叟和象想把舜埋在井裡,就從上面往井裡拼命倒土,以為這樣舜就永遠回不來了。沒想到舜在二位夫人的安排下,早已在井的半腰鑿了一個通道,從容的又躲過一劫。當象得意的以為舜的財產都歸他所有時,猛然見到舜走了進來,大吃一驚,慌忙掩飾了一番,但舜並未露出忿怒的臉色,彷彿若無其事。此後奉侍父母,對待弟弟,越加謹慎了。
舜初到歷山耕種的時候,當地的農夫經常為了田地互相爭奪。舜便率先禮讓他人,尊老愛幼,用自己的德行來感化眾人。果然,一年之後,這些農夫都大受感動,再也不互相爭田爭地了。
他曾到雷澤這個地方打魚,年輕力壯的人,經常佔據較好的位置,孤寡老弱的人就沒辦法打到魚。舜看到這種情形,率先以身作則,把水深魚多的地方讓給老人家,自己則到淺灘去打魚。由於一片真誠,沒有絲毫勉強,令眾人大為慚愧和感動,所以短短的一年內,大家都互相禮讓於老人。
舜還曾經到過陶河的地方,此地土壤質量不佳,出產的陶器粗劣。令人驚訝的是,舜在此地治理一年後,連陶土的質量都變好了,所做出來的器皿相當優良。大家一致認為這是舜的德行所感召的結果。後來,只要他所居之處,來者甚眾,一年即成村落,二年成為縣邑,三年就成為大城市。亦即是史上所稱的「一年成聚,二年成邑,三年成都。」
堯帝得知舜的德行後,更加贊賞。於是考驗他種種的能力,舜也毫不畏懼接受了諸多艱難的考驗。一次,堯帝讓舜進入山林川澤,考驗他的應變能力,雖遇暴風雷雨,然而舜憑著智慧與毅力,安然無恙的回來,他的勇敢鎮定,使堯帝堅定了舜的德能足以治理天下。
舜歷經種種考驗之後,堯帝並未馬上將王位傳給他,而是讓他處理政事二十年,代理攝政八年,二十八年之後纔正式把王位傳給舜。足見古代的帝王對於王位的繼承,確實是用心良苦,絲毫不敢大意。假如不能以仁治世,以德治國,國家就難以長治久安。
當舜繼承王位時,並不感到特別的歡喜,反而傷感地說:「即使我做到今天,父母依然不喜歡我,我作為天子、帝王又有什麼用?」他的這一片至德的孝行,瀝血丹心,莫不令聞者感同身受,而潸然淚下!然而,皇天不負苦心人,舜的孝心孝行,終於感化了他的父母,還有弟弟象。
《孟子》云:「舜何人也?予何人也?有為者,亦若是!」舜能做到孝順,我們也能。因為我們天性中都有一顆至善、至敬、至仁、至慈的愛心。假如我們能以舜為榜樣,真正盡到「孝親順親」的本分,深信,必能締造幸福美滿的家庭。繼而,再將「孝」擴大到我們周遭所有的人、事、物,任何的衝突對立都會冰釋消融。這至孝的大愛孕育出的是上下無怨、民用和睦的和諧社會。
願我們都能以身作則,相互勉勵,做一個真正的孝子。