Cerita Budi Pekerti
Kesetiaan Wen Gong
(Bagian 2)
Sepanjang hidupnya Wen Gong tidak menyukai
ketenaran dan keuntungan, dalam setiap tindakan selalu mawas diri, tidak pernah
mengucapkan perkataan dusta. Terutama di hari tua nya, sepanjang hidupnya, jujur
dan benar, dalam menunaikan tugasnya sebagai negarawan dia selalu terbuka,
tidak pernah menyembunyikan sesuatu dan tidak memberitahukannya pada orang
banyak. Oleh karena kejujuran dan keterbukaannya, perkataan ini menjadi
kebajikan indah yang tersebar sejak ribuan tahun silam hingga sekarang, juga
merupakan kekaguman bagi generasi berikutnya yang menjunjung dirinya sebagai
salah satu teladan moralitas.
Saat itu Wang An-shi mengajukan undang-undang
baru, Sima Guang dapat melihat undang-undang baru ini akan membawa kerugian
besar bagi para penduduk, maka itu tanpa menghiraukan unsur ketakutan dan
kekuasaan, dia mengerahkan segenap kemampuan untuk menolaknya, sehingga
menyinggung perasaan banyak pejabat lain yang berkuasa, akhirnya jerih payah
Sima Guang berhasil mengubur petaka yang akan mencelakai penduduk.
Meskipun kedudukannya harus diturunkan, namun
dia juga takkan takut akan tekanan kekuasaan, sama sekali tidak peduli akan “ingin
memperoleh dan takut kehilangan”, dia lebih peduli pada penderitaan rakyat.
Saat itu Sima Guang tinggal di Luoyang, berniat
mengundurkan diri dari jabatannya, pulang ke kampung halaman menghabiskan sisa
hidupnya, namun rakyat mengkehendaki agar beliau dapat terus mengabdikan diri
pada kekaisaran. Shi Shu (buku sejarah) mencatat bahwa para penduduk siang
malam memanjatkan doa, bahkan sampai menangis di jalanan, dengan isak tangis
memohon agar Sima Guang tidak pergi meninggalkan mereka.
Dia yang begitu dicintai rakyatnya, mana mungkin
orang yang memiliki bakat yang biasa-biasa saja dapat merasakannya? Hanya insan
yang penuh kebajikan yang mencintai rakyatnya dengan tulus, barulah memperoleh
perlakuan yang sedemikian dari rakyatnya. Sampai pada periode Zhe Zong, Sima
Guang dipercayakan untuk menjabat sebagai perdana menteri.
Karya tulis yang tidak kalah populernya dengan
Sima Guang, dimana dia menggunakan waktu selama 19 tahun, dengan mengerahkan
segenap jerih payah untuk menulis buku sejarah “Zi Zhi Tong Jian”, yang mencatat
rentetan peristiwa sejak Periode Peperangan (475-221 SM), hingga sejarah lima dinasti yang berkisar 1300
tahun lebih, mengambil berbagai perumpamaan masalah-masalah yang berkaitan
dengan pemerintahan, baik kejahatan maupun kebajikan, jasa atau kesalahan,
benar salah dan keberhasilan kegagalan, segala hal yang dapat dijadikan
pengalaman bagi generasi mendatang, maka dia akan mencatatnya, dengan penuh
mawas diri menyusunnya menjadi sebuah buku, berharap supaya buku ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi generasi mendatang, menasehati generasi
mendatang agar jangan mengulangi sejarah buram dari generasi terdahulu.
Dengan membaca “Zi Zhi Tong Jian”, dapat memperoleh pengalaman
sejarah yang berkesinambungan, kita sangat berterimakasih atas jerih payah para
insan bijak pendahulu kita. Berapa banyak keringat dan darah yang harus
dikerahkan untuk menyelesaikan karya tulis ini agar dapat diwariskan kepada
generasi mendatang, sehingga kita dapat mempelajari pengalaman dari para
pendahulu kita, yang merupakan bahan pembelajaran bagi kita semuanya.
Wen Gong yang merupakan pejabat jujur yang
begitu mencintai rakyatnya, saat di hari tua nya jatuh sakit, tetap menyeret
tubuhnya yang lemah, untuk menyelesaikan tugas-tugas kenegaraan, bahkan harus
lembur hingga pagi. Suatu kali ketika penyakitnya bertambah parah, jatuh
pingsan dan tak sadarkan diri, mulutnya berbicara sendiri, ketika didengar
dengan seksama ternyata semua yang diucapkannya adalah tugas-tugas kenegaraan.
Dia yang bekerja melampaui batas, akhirnya tidak
sanggup lagi bangkit dari tempat tidurnya, melambaikan tangan pada dunia ini, wafat
dalam usia 68 tahun. Menurut kabar yang beredar, saat itu seluruh negeri
berkabung, penduduk menghentikan aktivitas, mengadakan sesajian persembahan,
dengan isak tangis mengantar kepergiannya; saat pemakaman, rakyat menangis
memilukan ibarat telah kehilangan sanak keluarga sendiri. Banyak orang yang
menggantung lukisan Sima Guang di rumahnya, setiap kali sebelum tiba waktu
makan mereka akan terlebih dulu memanjatkan doa untuknya.
Sebagai perdana menteri yang bijak, Sima Wengong
jujur dan terbuka, dan ketika dia memegang tampuk kekuasaan, berusaha dengan
sekuat tenaga untuk memikul tanggung jawab mengurus negara, membuka pintu
lebar-lebar, memberi kesempatan bagi orang-orang berbakat untuk ikut menjayakan
negeri.
Teladannya dalam mencintai rakyatnya telah
memperoleh sanjungan dari rakyat di seluruh pelosok negeri, beliau juga
menikmati kecemerlangan selama ribuan tahun, memperoleh rasa terimakasih dari
orang-orang yang mengenangnya sepanjang masa dari satu generasi ke generasi
selanjutnya tiada putusnya.
溫公盡忠
(二)
溫公一生不愛名利,行誼謹慎,從來不說虛妄不實的話。尤其晚年曾說過,他一生光明磊落,立身處世堂堂正正,從來沒有一件事是不可告人的。也就因為他的磊落風範,這一段話成為流傳千古的美德,也是後人對他最推崇的德行之一。
當時王安石提出了新法,司馬光看出新政對百姓的危害很大,所以他不畏權貴的迫害,極力地反對,得罪不少當權的政客,因此埋下了禍患。除被降職外放外,他並未因此而畏懼權勢,完全不計個人得失,仍然深切關懷著百姓的疾苦。所謂『不以物喜,不以己悲,居廟堂之高則懮其民,處江湖之遠則懮其君』,這就是他高潔的風範。
當時,司馬光居住洛陽,想就此隱退,終老餘生,但是百姓卻希望他能繼續在朝廷任職。史書記載,他們在家中日夜禱告,甚至在路上號呼哭泣,苦苦哀求他不要離開。這樣的民心所向,哪裡是普通的才智德能所能感得的?這是非比尋常的德行與真誠愛民,纔能得到民心如此地擁戴。到了哲宗的時候,司馬光重新倍受重用,成為當時的宰相。
與司馬光卓絕高邁的品格一樣流傳久遠的,是他用了十九年的時間,以畢生的精力和心血所編纂的《資治通鑒》。《資治通鑒》這部史書,記載了上起戰國、下至五代一千三百多年的歷史,舉凡和民生休戚、國家政務有關的事跡,無論是善惡功過、是非成敗,凡是可用來告誡後人的歷史經驗,都節錄下來,以嚴謹的態度匯集整理成冊,期望能作為往後的施政參考,借此惕勵後人不要再重蹈歷史的覆轍。展讀這部《通鑒》,綿延不絕的歷史經驗,我們不得不由衷地感恩先賢的用心良苦。這是歷經多少心血纔得以承傳,使我們能夠汲取這麼多先人寶貴的智能與經驗。《通鑒》的歷史經驗無非就是我們最好的借鏡。
勤政愛民的溫公在晚年病重的時候,仍然拖著虛弱的身體,親自處理公務,甚至通宵達旦地工作。有一次他病情加劇,昏迷了過去,口中仍喃喃自語,仔細一聽,所說的全都是天下大事。
他積勞成疾,終於一病不起,撒手人間,享年六十八。噩耗傳來,舉國哀慟,京城裡的人都停下工作,供上祭品,哭送他的靈柩離去;安葬之時,人們痛哭流涕,就好像是失去了親人一樣地悲傷。許多人在家裡供起了司馬溫公的畫像,每餐前,都默默地祝禱他。
作為一位賢臣良相,司馬溫公貶官之時豁達超然,而當他重新掌握大權時,則毅然承擔起拯治天下的重任,廣開言路,舉薦賢才,振興國家,《宋史》稱贊他建立的是扭轉乾坤的不朽功業。他勤政愛民的風範,得到了天下百姓對他的愛戴,他也以光耀千古的德澤, 得到了一代代的華夏子孫,對他不盡的感恩和追念。